Beranda / Berita / Aceh / Kakanwil Kemenag Aceh Apresiasi Program Tranformasi Pendidikan Madrasah

Kakanwil Kemenag Aceh Apresiasi Program Tranformasi Pendidikan Madrasah

Rabu, 23 September 2020 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg mengapresiasi diluncurkannya program transformasi digital pendidikan Madrasah oleh Kemenag RI. Program ini dilaksanakan dengan menggandeng raksasa perusahaan digital, Google.

"Kita mendukung dan mengapresiasi langkah yang dilakukan untuk kemajuan madrasah ini, untuk pendidikan yang lebih baik, menuju madrasah kelas dunia," kata Iqbal, Selasa (22/9/2020).

"Dizaman digital ini, kita juga harus menyesuaikan dengan konteks zaman, memanfaatkan teknologi sebaik mungkin, demi muti pendidikan menciptakan anak-anak madrasah berkualitas dan tidak ketinggalan IT," jelas Iqbal.

Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, sinergi Kemenag dan Google ini dalam rangka mendukung terwujudnya “Madrasah Hebat Bermartabat”.

Slogan ini sudah dicanangkan sejak lebih dua tahun lalu, tepatnya awal Februari 2018. Kerja sama ini juga untuk meningkatkan dan memeratakan kualitas pendidikan Madrasah di era Revolusi Industri 4.0, dan menyongsong fase bonus demografi Indonesia (2030-2045). Harapannya, Pendidikan Madrasah bisa lebih berkontribusi dalam mengantar Indonesia mencapai peringkat 5 kekuatan ekonomi dunia menuju masyarakat sejahtera (Well-Being).

“Kami menggandeng Google untuk membangun Pendidikan Madrasah Kelas Dunia melalui transformasi digital di mana “Cyber Pedagogy” diintegrasikan dengan “Cyber Technology” untuk mewujudkan Cyber Education atau Pendidikan 4.0,” terang pria yang akrab disapa Dhani saat merilis sinergi Kemenag dan Google dalam Program Transformasi Digital Pendidikan Madrasah di Jakarta, Selasa (22/09).

Menurutnya, program ini dilakukan dengan menerapkan tiga model pembelajaran. Pertama, flipped classroom, untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Kedua, blended learning, untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Dan ketiga, project based learning, untuk membiasakan peserta didik berpikir dan bekerja kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.

“Sinergi ini dilakukan dalam semangat dan komitmen memajukan ekosistem pendidikan di lingkungan Kementerian Agama. Tidak ada investasi biaya yang harus dikeluarkan Kementerian Agama terkait program ini,” tegasnya.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda