Beranda / Berita / Aceh / KEK Arun dan KIA Ladong Masih Belum Jadi Penggerak Ekonomi Aceh

KEK Arun dan KIA Ladong Masih Belum Jadi Penggerak Ekonomi Aceh

Selasa, 28 Desember 2021 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Nazamuddin SE MA mengatakan, selama pandemi Covid-19 laju perekonomian di Aceh sempat drop tetapi dampak ekonomi sekarang kian membaik. Pertumbuhan makroekonomi mulai menanjak. 

Hal ini ia sampaikan dalam seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Aceh-Yogyakarta (HIMPASAY) dengan tema “Outlook Ekonomi Aceh: Peluang dan Tantangan Ekonomi Aceh 2021-2022” pada hari Selasa (28/122021).

Ia melanjutkan, tantangan perekonomian 2021 merupakan tahun terakhir Aceh memperoleh 2 persen dari dana Otsus sekitar 7,5 triliun. Untuk tahun 2022 hanya dialokasikan sebesar 1 persen saja. 

Oleh karena itu, lanjut dia, dana Otsus yang ada harus dipergunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin.

Ia menghimbau, agar pemerintah menyediakan segala infrastruktur untuk pembangunan perekonomian Aceh jangka panjang. 

“Kemiskinan dan investasi swasta di Aceh masih belum tumbuh, pemerataan infrastruktur juga belum merata sedangkan dana Otsus kita untuk tahun 2022 hanya dialokasikan sebesar 1 persen, dengan dana yang ada pemerintah harus menggunakan sebaik mungkin,” ucapnya dalam seminar tersebut.

Di sisi lain, Nazamuddin mengatakan, adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe dan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong masih belum optimal.

KEK Arun, kata dia, sebagaimana ditunjukkan dengan Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2017 dan diresmikan pada tahun 2018 belum menunjukkan kemajuan yang berarti.

“Hingga Agustus 2021, realisasi investasi KEK Arun baru sebesar Rp3,3 triliun dari PIM dan PLN,” jelasnya.

Sedangkan di KIA Ladong, ungkapnya, direncanakan sebagai zona industri makanan halal, manufaktur, logistik, industri pengelolaan cangkang sawit dan industri kimia juga masih belum bergerak.

“Hanya ada PT Alphine Green yang merencanakan produksi perdana pada 2022, kesimpulannya adalah KEK Arun Lhokseumawe dan KIA Ladong masih belum menjadi motor penggerak ekonomi Aceh,” pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda