Beranda / Berita / Aceh / Mirza Irwansyah Sebut Cara Ideal Atasi Banjir dengan Revisi Tata Ruang

Mirza Irwansyah Sebut Cara Ideal Atasi Banjir dengan Revisi Tata Ruang

Kamis, 06 Oktober 2022 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Wakil Ketua Forum Tata Ruang Aceh, Dr Ir Mirza Irwansyah MLB MLA. [Foto: Serambinews.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wakil Ketua Forum Tata Ruang Provinsi Aceh, Dr Ir Mirza Irwansyah MBA MLA menyatakan, semua tata ruang di daerah rawan banjir sudah ada perencanaan kegiatan pola ruang dan struktur ruang antar kabupaten/kota masing-masing. 

Dalam konteks banjir di Aceh Utara, menurutnya kabupaten tersebut sudah memiliki konsep tata ruang tersendiri. Hanya saja, lanjut dia, secara spesifik Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Aceh Utara perlu ditinjau kembali, misalnya apakah ada masalah yang perlu direvisi atau tidak.

Menurutnya, banjir yang terjadi antar hulu ke hilir disebabkan karena deforestasi (penggundulan hutan) di hulu. Kemudian karena pendangkalan sungai, atau terjadi karena erosi di sungai.

Sedangkan banjir yang terjadi di wilayah kota, menurutnya disebabkan karena keadaan drainase yang jelek, atau keadaan selokan yang tidak sesuai dengan luapan air hujan yang terjadi sekarang.

Akibat curah hujan yang begitu tinggi, makanya di beberapa daerah di Aceh mengalami banjir.

“Paling ideal itu adalah revisi tata ruang. Menurut saya setiap 5 tahun sekali mesti direvisi tata ruang, disesuaikan dengan kondisi hari ini,” ujar Dr Mirza Irwansyah kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Kamis (6/9/2022).

Di samping itu, menurutnya salah satu solusi untuk menampung curah hujan ialah dengan dibuat waduk, kemudian juga dengan membuka ruang terbuka hijau. Sehingga air hujan bisa diserap oleh tanah, dan tak langsung mengalir di dataran rendah dan menumpuk di sana.

Sementara untuk jangka pendek, menurut Wakil Ketua Tata Ruang Provinsi Aceh itu kegiatan yang bisa dilakukan ialah meniadakan deforestasi di hulu.

Sedangkan untuk daerah perkotaan, kata dia, kegiatan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir banjir ini dengan memperbaiki drainase.

Karena terkadang, kata dia, meski drainase ada tetapi tak bisa mengalirkan genangan air yang menumpuk. Semisal ketinggian drainase yang tidak sesuai dengan kondisi jalan.

Di sisi lain, ujar dia, bisa juga dilakukan dengan penggelontoran sungai, yakni pembersihan sungai secara menyeluruh agar tak ada lagi hambatan aliran di sungai. Hanya saja, kegiatan seperti ini butuh biaya tinggi.

Tindakan lain yang menurutnya bisa meminimalisir potensi bencana banjir ialah, masyarakat mesti diberi pemahaman tata ruang. Agar keasadaran masyarakat bisa bertambah terhadap bencana banjir.(Akh)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda