Beranda / Berita / Aceh / Pecinta Lingkungan Cabut Paku Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Pecinta Lingkungan Cabut Paku Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Sabtu, 24 Februari 2024 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Pecinta alam di Lhokseumawe dan Aceh Utara, mencabut paku di pohon alat peraga Pemilu 2024 di jalan Pase, Lhokseumawe. (Foto: MC Aceh]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Puluhan aktivis peduli lingkungan melaksanakan  pencabutan paku alat peraga Pemilu 2024 yang ditancapkan di pohon, Sabtu (24/2/2024).

Pencabutan paku yang sudah mulai berkarat itu, mengantisipasi rusaknya fungsi pohon sebagai filter polusi udara. 

Pencabutan paku diawali apel singkat yang diikuti oleh pencita alam Edelweis dari Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jipala dari Universitas Malikussaleh, Pramuka Kabupaten Aceh Utara dan sejumlah wartawan.

Selanjutnya, puluhan pencinta lingkungan bergerak jalan kaki menelusuri jalan Pase hingga kawasan Stadion Tunas Bangsa, Lhokseumawe.

Pj Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan, secara terpisah mengucapkan terima kasih kepada aktivis lingkungan dan pramuka yang memberikan perhatian penuh kepada kelangsungan pohon yang tersakiti oleh paku.

"Menghidupkan dan membesarkan pohon membutuhkan waktu yang panjang. Mari sama-sama kita menjaga lingkungan dengan menjaga pohon yang dapat menyerap karbon dioksida,” kata A Hanan.

Lanjut Pj Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan, di antaranya menanam pohon, memanfaatkan halaman rumah, areal perkebunan yang kosong dengan tanaman berfungsi sebagai penghijauan dan bermanfaat menghasilkan buah.

Koordinator Edelweis, Eko Mulya (E 017/III/PNL) menyebutkan aksi pencabutan paku ini berharap mencegah rusaknya fungsi pohon.

"Seratusan pohon yang berhasil kita cabut paku sepanjang jalan Pase hingga pohon-pohon dikawasan Stadion Tunas Bangsa,” katanya.

Menurut Eko, paku yang berhasil dicabut mencapi 5 kilogram, rata-rata sudah berkarat, sehingga dapat menyebabkan sakit atau infeksi pada pohon. Dampaknya, pengeroposan kambium dalam pohon.

"Sungguh kasihan pepohonan disekitar kota kita Lhokseumawe. Apalagi bakal berdampak pada ketersediaan oksigen,” kata Eko sembari mengingatkan mari kita menjaga pohon karena juga bermanfaat pada kita.

Sementara, Muda Andi, salah seorang utusan pencinta alam Jipala dari Universitas Malikussaleh mengatakan, kegiatan pencabutan paku APK tidak terlepas upaya melestarikan lingkungan.

"Bila paku tidak dicabut pada pohon maka akan menghambat pertumbuhan. Bahkan, bisa mati pohonnya,” kata Muda Andi yang datang bersama tim sebanyak 12 orang. (InfoPublik) 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda