Beranda / Berita / Aceh / Upaya Pemekaran Papua Disebut Strategi Politik Pecah Belah

Upaya Pemekaran Papua Disebut Strategi Politik Pecah Belah

Selasa, 21 Juni 2022 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : akhyar

Sosiolog Aceh Otto Nur Abdullah atau yang lebih dikenal dengan nama Otto Syamsuddin Ishak. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sosiolog Aceh Otto Nur Abdullah atau yang lebih dikenal dengan nama Otto Syamsuddin Ishak memberikan pandangannya terhadap upaya pemerintah pusat yang ingin memekarkan Papua menjadi tiga provinsi.

Upaya pemekaran tiga provinsi tersebut saat ini sedang digodok, bahkan dikabarkan pada hari ini, Selasa, 21 Juni 2022, sedang dilaksanakan rapat pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) tentang pembentukan tiga provinsi baru di Papua.

Menurut Otto, upaya pemekaran Papua yang digodok pemerintah pusat dan ditolak oleh masyarakatnya merupakan strategi dari rezim politik yang ingin memecah belah Papua.

Ungkapan itu disampaikan Otto bukan tanpa sebab, lantaran di masa konflik Aceh juga pernah ada upaya pemakaran Provinsi Aceh menjadi beberapa bagian.

Berdasarkan perspektifnya, Otto menilai upaya pemekaran Papua menjadi beberapa provinsi bakal menyulut emosi masyarakat Papua. Keadaan Papua bakal semakin gaduh bahkan meruncing hingga ke konflik vertikal antara Papua dengan Jakarta.

“Saya melihatnya ini sebagai strategi pusat untuk memecah belah Papua. Strategi pemecah belah keinginan masyarakat Papua untuk bersatu,” ujar Otto kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (21/6/2022).

Di sisi lain, bicara dalam konteks Otonomi Khusus (Otsus) Papua, mantan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ini menyatakan bahwa pemekaran Papua di satu sisi juga akan menjadi sebuah moda yang baik.

Sisi positifnya, kata dia, apabila per provinsi di Papua diberikan kewenangan berupa satu provinsi satu Undang-undang Otsus.

Namun, lanjutnya, bila satu rangkap Undang-undang Otsus berlaku untuk ketiga provinsi, dalam artian tidak ada pemisahan Otsus antar provinsi, maka dicemaskan perdamaian dan kesejahteraan Rakyat Papua bakal sulit dicapai.

“Saya sampaikan dalam bentuk pertanyaan, apakah dengan pemekaran Papua akan mewujudkan perdamaian di Papua? Saya kira tidak, karena masyarakatnya saja sudah menolak,” pungkasnya. (Akhyar)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda