Beranda / Berita / Dunia / Amnesty International Menangguhkan Kantor Zimbabwe Karena Penipuan

Amnesty International Menangguhkan Kantor Zimbabwe Karena Penipuan

Sabtu, 01 Juni 2019 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Audit forensik yang luas menemukan bukti penipuan dan salah urus keuangan yang serius, menurut Amesty International. (Foto: Ivan Sekretarev/AP Photo)

DIALEKSIS.COM | London - Amnesty International telah menangguhkan cabang lokalnya di Zimbabwe setelah mengungkap bukti penipuan, dalam langkah pertama oleh kelompok advokasi ham tersebut.

"Audit forensik yang luas dilakukan pada akhir 2018 yang menemukan bukti penipuan dan salah urus keuangan yang serius," kata Amnesty dalam sebuah pernyataan, Kamis (30/5/2019).

Dikatakan cabang Zimbabwe telah diskors dari organisasi global dan ditempatkan di bawah administrasi dan polisi Zimbabwe telah diberitahu tentang temuan audit.

"Keputusan telah dibuat untuk mengambil tindakan luar biasa ... untuk melindungi reputasi, integritas dan operasi gerakan," katanya menambahkan.

Kelompok hak asasi yang berbasis di London tidak memberikan rincian lebih lanjut dan mengatakan tidak akan menyediakan juru bicara untuk wawancara, tetapi mengatakan akan mencoba untuk memulihkan dana yang hilang dan bahwa langkah-langkah mendesak telah diperkenalkan untuk memastikan uang donor aman.

Amnesty telah memfokuskan pekerjaan baru-baru ini di Zimbabwe pada kampanye menentang penangkapan aktivis ham, mempromosikan kebebasan media dan menyerukan akuntabilitas bagi pasukan keamanan setelah dugaan pelanggaran.

Tahun lalu, Amerika Serikat memotong dana untuk tiga kelompok aksi sipil Zimbabwe dengan alasan "kemungkinan penyalahgunaan" uang.

Kelompok-kelompok hak asasi internasional di Zimbabwe sering dituduh oleh media pemerintah bekerja atas nama negara-negara asing untuk membantu partai oposisi utama Gerakan untuk Perubahan Demokratis (MDC) untuk menggulingkan pemerintah.

Penangguhan hari Kamis terjadi dua hari setelah Amnesty kehilangan sebagian besar tim kepemimpinan seniornya setelah peninjauan independen atas apa yang disebut karyawan sebagai tempat kerja "beracun".

Semua tujuh anggota kepemimpinan senior yang ditawarkan untuk mengundurkan diri pada hari Selasa dan lima diyakini telah meninggalkan atau sedang dalam proses meninggalkan organisasi.

Tinjauan itu diperintahkan oleh Sekretaris Jenderal Amnesti Kumi Naidoo setelah dua karyawan bunuh diri tahun lalu . (Al Jazeera)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda