Beranda / Berita / Dunia / Inggris Terus Memperluas Perdagangan dengan Iran

Inggris Terus Memperluas Perdagangan dengan Iran

Selasa, 06 November 2018 06:52 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Hassan Rouhani

DIALEKSIS.COM | UK - Inggris akan terus mengembangkan hubungan perdagangan dengan Iran meskipun ada keputusan pemerintah Trump untuk memberlakukan kembali sanksi, kata Downing Street. 

Seorang juru bicara untuk perdana menteri mengatakan pemerintah "menyesalkan" langkah Presiden Donald Trump untuk memulihkan pembatasan ekonomi yang dicabut pada tahun 2015 ketika Taheran menandatangani kesepakatan nuklir.

Dia mengatakan perjanjian internasional terus membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman, dan bahwa perusahaan-perusahaan Inggris harus "mengambil keuntungan" dari peluang komersial dengan Iran.

Dia juga menjelaskan bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk melindungi bisnis dari dampak sanksi sekunder.

"Kami menyesalkan pengenaan sanksi oleh AS," katanya.

"Kami terus percaya bahwa kesepakatan nuklir Iran membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan posisi kami tetap bahwa selama Iran terus memenuhi kewajibannya dengan menghormati pembatasan ketat pada aktivitas nuklirnya, kami akan berkomitmen untuk itu juga."

Ms May, Emmanuel Macron dari Prancis dan Angela Merkel dari Jerman mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka tetap berkomitmen kuat terhadap kesepakatan nuklir Iran setelah Trump mengumumkan dia menarik AS keluar.

Perdana menteri mengatakan kepada Presiden AS via telepon bahwa Inggris tetap mempertahankan perjanjian pada saat itu.

Mr Trump bersikeras kesepakatan yang dibuat tiga tahun lalu di bawah pemerintahan Obama tidak cukup.

Sanksi AS ditujukan untuk industri minyak Iran. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada hari Senin bahwa 20 negara telah memotong impor minyak mereka dari Iran, dan bahwa ekspor negara itu telah turun lebih dari satu juta barel per hari.

Namun Presiden Hassan Rouhani bersumpah bahwa Iran akan menentang sanksi AS dan mengatakan keputusan AS telah menceburkan negaranya ke dalam perang ekonomi.

"Kami berada dalam situasi perang," katanya, Senin. "Kami berada dalam situasi perang ekonomi. Kami menghadapi musuh penindas. Kami harus berdiri untuk menang. "

Pada pertemuan para ekonom yang disiarkan langsung di TV negara, Mr Rouhani bersumpah untuk "terus menjual minyak kita ... untuk melanggar sanksi". independent.uk

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda