Beranda / Berita / Dunia / Taliban Tangkap Aktivis yang Sering Kampanyekan Pendidikan Anak-anak Perempuan

Taliban Tangkap Aktivis yang Sering Kampanyekan Pendidikan Anak-anak Perempuan

Selasa, 28 Maret 2023 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Matiullah Wesa. [Foto: twitter]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Seorang aktivis terkemuka Afghanistan untuk pendidikan wanita telah ditangkap oleh Taliban, bahkan ketika gadis remaja dan wanita tetap dilarang masuk ruang kelas.

Matiullah Wesa (30) yang telah melakukan perjalanan ke pelosok negeri mencoba untuk meningkatkan akses pendidikan bagi semua anak, sering menerima ancaman.

Taliban belum mengatakan mengapa Wesa ditahan.

Penangkapannya terjadi di tengah penahanan sejumlah aktivis yang mengkampanyekan pendidikan perempuan.

Pada bulan Februari Prof Ismail Mashal, seorang pengkritik secara lantang memprotes larangan pendidikan bagi perempuan, ditangkap di Kabul saat membagi-bagikan buku gratis. Dia dibebaskan pada 5 Maret tetapi tidak berbicara sejak saat itu.

Wesa telah mengkampanyekan hak anak perempuan untuk belajar sejak Taliban melarang pendidikan perempuan pada tahun 2021.

Misi PBB di Afghanistan juga menyoroti kasus Wesa dan meminta Taliban untuk mengklarifikasi keberadaannya dan alasan penahanannya.

Hak-hak perempuan secara bertahap terkikis sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021 menyusul penarikan pasukan pimpinan AS.

Hanya anak laki-laki dan guru laki-laki yang diizinkan masuk ke sekolah menengah ketika dibuka kembali pada September 2021.

Selain pelarangan bersekolah, wanita juga sangat dibatasi dengan cara lain. Taliban telah memutuskan bahwa wanita harus berpakaian dengan cara yang hanya memperlihatkan mata mereka, dan harus didampingi oleh saudara laki-laki jika mereka bepergian lebih dari 72 km (48 mil).

Dan November lalu, wanita dilarang masuk ke taman, pusat kebugaran, dan kolam renang, merampas kebebasan yang paling sederhana. Penegakan aturan berbeda di daerah yang berbeda, tetapi aturan tersebut menciptakan lingkungan ketakutan dan kecemasan.

Pembatasan terus berlanjut meskipun ada kecaman dan protes internasional oleh perempuan biasa serta aktivis yang berbicara atas nama mereka. [BBC]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda