Beranda / Kolom / Menguji Amanah Dikemunafikan Sikap

Menguji Amanah Dikemunafikan Sikap

Kamis, 28 Oktober 2021 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


BILA ingin menguji seseorang apakah dia amanah atau munafik, maka berikanlah dia kepercayaan (jabatan). Apalagi dalam jabatan itu bertabur uang, seseorang akan diketahui apakah dia amanah atau tidak.

Banyak orang yang tergelincir ketika dia diberi amanah. Walau dia sudah disumpah, namun hanya manusia pilihanlah yang lolos dari lubang jarum. Semakin lama seseorang memegang amanah, semakin besar peluang dia mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Apalagi dia yang memegang amanah termasuk manusia yang “pintar”. Pernah punya pengalaman dalam mengelola amanah. Pandai menyetel laporan pertanggungjawaban, sehingga laporanya aman.

Mungkin awalnya dia lolos, mengangap aman. Namun sepandai-pandainya tupai melompat, sesekali dia akan jatuh juga. Saya tidak terlalu heran bila di Aceh ahir ahir ini dihangatkan dengan pemberitaan korupsi. Negeri yang bertabur uang dengan sejumlah proyek pembangunan.

Semakin banyak proyek di negeri serambi Mekkkah ini, maka semakin banyak manusia yang berpeluang menjadi munafik, melanggar amanah. Semakin banyak manusia yang berhadapan dengan hukum, mempertanggungjawabkan perbuatanya.

Hangatnya pemberitaan sejumlah pejabat yang diminta keteranganya oleh penyidik KPK, bahkan ada kalangan wakil rakyat terhormat, bagaikan sudah menjadi berita biasa di negeri ini. Semoga saja mereka hanya sebagai saksi dalam memberikan keterangan, tidak ditingkatkan statusnya.

Hampir disetiap penjuru kota di Aceh kasus korupsi mencuat. Ada yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, ada yang masih sebagai saksi. Ada yang sudah ditingkatkan statusnya dari penyelidikan (Lidik) ke Penyidikan (Sidik), namun masih banyak juga belum ada kepastianya. Sebenarnya bukan Aceh saja, namun seluruh penjuru negeri ini, persoalan korupsi kerap terjadi.

Untuk Aceh misalnya, tahun anggaran 2020 dan 2021 ada 18 kegiatan yang diduga bermasalah. Saya kembali membuka catatan pernyataan Kepala Perwakilan BPKP Aceh, Indra Khaira Jaya. Anggaran dua tahun ini ada kerugian negara mencapai Rp 44,4 miliar.

Untuk tahun 2020 ada 10 hasil audit dan tahun 2021 ada 8 kasus yang diteliti. 18 hasil audit BPK itu belum termasuk tahun sebelumnya. Belum lagi termasuk kasus yang sedang ditangani pihak Polda Aceh dan pihak Kejaksaan.

Semakin hangat lagi ketika pihak KPK kini memanggil belasan pejabat dan wakil rakyat Aceh. Mereka diminta keteranganya soal  dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Aceh anggaran 2019 hingga 2021.

Semoga saja tidak ada yang bermasalah. Mereka yang dipanggil untuk diminta keteranganya, hanya sebatas diminta keteranganya. Semoga sejumlah proyek di Aceh tidak menuai masalah yang menambah daftar manusia masuk jeruji besi karena korupsi.

Namun yang perlu dicatat, siapa yang menabur dia akan menuai. Sepandai- pandai tupai melompat, sesekali dia akan jatuh juga. Banyak manusia yang terlena ketika kepadanya diberikan amanah. Apalagi amanah itu bertabur dengan uang.

Ketika amanah sudah dikhianati, apakah dia termasuk manusia munafik, karena diantara tiga ciri manusia munapik, salah satunya mengkhianati amanah. Berkata tidak benar, ketika berjanji dia tidak menepati.

Ternyata rumus untuk menguji manusia itu amanah atau tidak, dengan memberikan kepadanya sebuah jabatan, apalagi jabatan itu bertabur uang, merupakan konsep jitu untuk mengukur manusia itu benar-benar amanah atau tidak.

Tidak semaunya manusia yang diberi amanah itu tidak mampu mengembanya, masih ada (masih banyak) manusia yang mampu mengendalikan diri ketika kepadanya diberikan amanah. Semoga semakin banyak manusia yang amanah. Amin.

Hidup ini bagaikan bunga mawar, kalau bisa saya mengibaratkanya. Ketika Anda salah memetiknya, maka tangan Anda akan tertusuk duri. Namun ketika dia mekar, Anda membiarkanya, maka bunga mawar itu akan berguguran ke bumi.

Ketika Anda diberi amanah peliharalah dengan baik, seperti memelihara bunga mawar. Petiklah diwaktu dan cara yang tepat, agar tangan Anda tidak tertusuk duri. Agar aromanya bermanfaat.

Namun bila Anda membiarkanya, sayang semerbak mewanginya akan berguguran ke bumi. Tidak gampang menjalankan amanah, hanya manusia pilihan yang bisa mengemban amanah. *** Bahtiar Gayo/Pimred Dialeksis.com


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda