Beranda / Berita / Aceh / Mengenal Khidmah Ruman Aceh (Bagian Kedua)

Mengenal Khidmah Ruman Aceh (Bagian Kedua)

Senin, 18 Februari 2019 15:37 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dihimpun sejak tahun 1993, Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh telah mengkoleksi belasan ribu buku bacaan. 

"tepatnya 15 ribuan"kata pendiri RUMAN, Ahmad Arif, kepada Dialeksis.com, Senin (18/2)

Arif menjelaskan RUMAN dibentuk atas keprihatinan dan keinginan besar untuk berpartisipasi dalam membangun dunia pendidikan di Aceh.

"hal ini berawal dari pembukaan koleksi pustaka pribadi saya berupa 2000 buku, 1000 majalah dan jurnal keislaman kepada masyarakat secara cuma- cuma pada awal Januari 2007 di rumah kami di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh"jelas Arif tentang awal mula berdirinya RUMAN. 

Arif menambahkan, setiap kali ada kegiatan bedah buku, dirinya selalu hadir. Menurutnya, ini memberikan peluang untuk dapat menambah koleksi bukunya. 

"biasanya para peserta –terutama yang hadir gelombang pertama- akan dihadiahkan buku yang hendak dibedah tersebut"kata Arif. 

Proses koleksi buku yang dilakukan Arif semakin massif antara tahun 2000-2004 ketika dirinya kuliah di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Arif juga mengeluarkan uang secara pribadi, baik dari beasiswa yang diterimanya, atau gajinya, untuk menambah koleksi buku. Pasar Kwitang di Jakarta Pusat menjadi tempat favorit baginya untuk belanja buku setiap bulan.

"Banyak buku lawas yang sudah terbit lagi, saya temukan di pasar buku loak ini"ucapnya.

Dirinya mengaku, program pustaka gratis merupakan salah satu dari sembilan agenda yang sudah direncanakan pasca dirinya selesai kuliah di Jakarta. 

"sembilan agenda itu saya tuliskan di kamar kos seusai mengikuti seminar dan bedah buku karya Dr. Marwah Daud Ibrahim berjudul "Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan" pada tahun ketiga "nyantri" di Ciputat"terang Arif. 

Kini, TBM (taman bacaan masyarakat) RUMAN Aceh telah mengoleksi 15 ribu bahan bacaan, buku dan majalah. Bila dipersentasekan, 80 % dari koleksi tersebut merupakan sumbangan berbagai pihak dari dalam dan luar Aceh. Bahkan, beberapa dari luar negeri.



Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda