Beranda / Berita / Aceh / Puncak Peringatan 15 Tahun Tsunami Aceh di Pidie: Melawan Lupa, Membangun Siaga

Puncak Peringatan 15 Tahun Tsunami Aceh di Pidie: Melawan Lupa, Membangun Siaga

Kamis, 26 Desember 2019 16:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat memberikan sambutannya pada acara peringatan 15 tahun tsunami Aceh di Pidie Convention Center, Kamis (26/12/2019). [Foto: Humas Aceh]

DIALEKSIS.COM | Pidie - Peringatan 15 Tahun Tsunami bukanlah bertujuan untuk membuka kesedihan dan luka, melainkan untuk membangkitkan semangat dan menjadikan bencana sebagai momentum meningkatkan keimanan dan sarana pembelajaran.

Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dalam sambutannya pada acara peringatan 15 tahun tsunami Aceh. Kegiatan yang mengangkat tema Melawan Lupa, Membangun Siaga ini, dipusatkan di Pidie Convention Center, Kamis (26/12/2019).

"Peringatan tsunami bukan untuk membuka luka lama, melainkan sebagai sarana meningkatkan keimanan dan media pembelajaran dan membangun kesadaran kita agar peduli dengan pelestarian lingkungan dan selalu waspada terhadap segala jenis bencana, sesuai dengan tema peringatan tsunami kali ini, 'Melawan Lupa, Membangun Siaga," sambung Nova.

Plt Gubernur mengingatkan, Aceh dan sejumlah wilayah lain di Indonesia terletak di kawasan yang rawan bencana. Secara geografis, letak Indonesia merupakan titik bertemunya tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik.

"Lempeng ini kerap bergeser menumbuk lempeng lainnya sehingga berdampak pada terjadinya gempa bumi, bahkan berpotensi berulangnya tsunami. Ini bahkan tercatat sejak lama, dalam sebuah penelitian jejak tsunami purba di Gua Ek Leuntie, Lhoong Aceh Besar," kata Nova.

Oleh karena itu, Nova mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung rencana Pemerintah Aceh, menetapkan Gua Ek Leuntie sebagai kawasan geopark, karena kawasan ini sangat berguna bagi ilmu pengetahuan dan sejumlah penelitian di masa mendatang.

Nova mengungkapkan, tak hanya gempa dan tsunami mengincar Aceh, ada berbagai bencana lain juga mengancam dan sering terjadi di Aceh, seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir bandang, banjir genangan, tanah longsor, akibat perambahan hutan, maupun kelalaian manusia dalam melestarikan lingkungan.

"Data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh, hingga November 2019, telah terjadi sebanyak 754 kali bencana di Aceh, yang mendominasi adalah kebakaran hutan dan lahan, serta banjir. Ini bukan jumlah yang sedikit, dan seharusnya dapat dicegah," sambung Nova.

Untuk itu, Nova mengajak semua pihak agar dapat menahan diri dari segala perbuatan merusak alam dan lingkungan, dan menjadikan peringatan tsunami sebagai momentum melahirkan perilaku yang positif, sekaligus menciptakan berbagai perubahan dalam diri, sehingga menjadi lebih kreatif dalam membangun Aceh yang lebih baik di masa depan.

Untuk diketahui bersama, upaya meningkatkan pengetahuan di bidang kebencanaan menjadi salah satu bagian yang tercantum dalam Visi Misi 'Aceh Hebat'. Dalam program unggulan 'Aceh Green' yang memuat beberapa poin di antaranya melakukan langkah strategis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dan menerapkan manajemen risiko bencana melalui penguatan kapasitas tim tanggap darurat dan penyadartahuan masyarakat.

Karenanya, kita terus menghimbau agar masyarakat dan pihak terkait di seluruh Aceh untuk membentuk komunitas-komunitas peduli bencana. Komunitas ini diharapkan bisa berperan mensosialisasikan teknik-teknik penanggulangan bencana, sehingga program mitigasi bencana dapat tersebar di tengah-tengah masyarakat kita.

Apresiasi Negara Sahabat

Sementara itu, dalam sambutannya pada puncak peringatan 15 Tahun Tsunami Aceh, Plt Nova menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada dunia internasional dan negara sahabat, yang telah membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi, Aceh pasca gempa dan tsunami 2004 silam.

"Atas nama Pemerintah dan Rakyat Aceh, kami menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada lebih dari 150 negara sahabat dan NGO yang telah dengan sukarela membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh pasca gempa dan tsunami 15 tahun silam," kata Nova.

Nova menjelaskan, bahwa bangkitnya Aceh pasca tsunami, tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam rekontruksi dan rehabilitasi, membangun kembali Aceh lebih baik, melibatkan masyarakat di seluruh Indonesia dan dunia, negara sahabat, lembaga donor, kalangan NGO yang bahu-membahu atas dasar kemanusiaan menggalang solidaritas, pada sebuah tujuan kebangkitan Aceh. (h)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda